Gejala Penyakit Ginjal



Gejala Penyakit Ginjal


 

Gejala penyakit ginjal dapat digolongkan menjadi dua, yaitu akut dan kronis. Gejala gangguan ginjal akut, yaitu bengkak mata dan kaki, nyeri pinggang hebat (kolik), sakit jika kencing, demam, kencing sedikit, kencing berwarna merah karena mengandung darah, atau justru sering kencing. Juga ada kelainan pada urin, seperti terdapat protein, darah merah, darah putih, dan bakteri. Gejala gangguan ginjal kronis, yaitu lemas, tak ada tenaga, tak ada nafsu makan, mual, muntah, bengkak, kencing berkurang, gatal, sesak napas, dan pucat atau anemi. Seperti gejala gangguan ginjal akut, ada kelainan pada urin yang mengandung protein, darah merah, dan darah putih. Hasil pemeriksaan laboratorium juga memperlihatkan kreatinin darah naik. Hb turun dan urin selalu postif mengandung protein.
Prinsipnya adalah mewaspadai gejala dan penyebab, sekalipun kita termasuk bukan golongan beresiko. Apalagi jika termasuk golongan beresiko. Gangguan gejala penyakit ginjal dapat menyerang kelompok yang beresiko maupun yang tidak beresiko. Termasuk beresiko adalah mereka yang memiliki keluarga dengan gangguan penyakit ginjal keturunan, seperti batu ginjal, ginjal polikistik, atau penyakit umum seperti diabetes melitus, hipertensi, kolesterol tinggi, obesitas (kegemukan) dan asam urat.

Yang tidak beresiko pada gejala penyakit ginjal adalah mereka yang berpola hidup sehat, tapi suatu saat mengalami gangguan seperti buang air kecil, terganggu atau tidak normal. Nyeri pinggang, dan bengkak mata. Jadi sekalipun saat ini kondisi ginjal kelompok beresiko dan tidak beresiko dalam keadaan sehat, kewaspadaan tetap harus dijaga. Bagaimana dengan kelompol yang memang sudah mengalami gangguan ginjal? Pada kelompok dengan gangguan ginjal ringan/sedang, perlu berhati-hati pada obat rematik dan antibiotic tertentu. Jika terkena infeksi, obati segera. Hindari kekurangan cairan seperti karena muntaber dan lakukan control secara periodic. Bagi kelompok tergganggu berat atau menderita gagal ginjal terminal, melakukan terapi pengganti secar rutin dan benar merupakan pilihan bijaksana. Dan sebisanya tepati jadwal itu karena tak ada untungnya menunda. Dan yang ideal adalah cangkok ginjal.
Orang awam sering rancu antara apa yang disebut dengan cuci darah dengan transfuse darah pada penanganan penyakit ginjal. Dua hal yang amat berbeda, sekalipun pada keadaan tertentu, keduanya berhubungan. Berhubungan karena kadang orang yang mengalami cuci darah memerlukan transfuse. Pada transfuse darah, darah orang lain dimasukkan ke dalam tubuh kita. Pada cuci darah, darah kita sendiri yang bersirkulasi keluar masuk melewati saringan buatan.
Pada proses cuci darah, darah pasien dengan bantuan mesun akan dialirkan ke dalam ginjal buatan dan langsung kembali masuk ke dalam tubuh. Proses ini berlangsung secara terus menerus selama 4-5 jam. Pada transfuse darah  hanya ada satu tempat yang ditusuk dengan jarum berlubang, sementara pada proses cuci darah diperlukan dua. Satu untuk keluar dan lainnya untuk masuknya darah. Cuci darah bukan satu-satunya terapi pengganti fungsi ginjal. Ada terapi lain juga.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »