Jangan Percaya 5 Mitos
tentang Hubungan Seks Ini
Hubungan seks selalu menjadi topik
menarik untuk dibicarakan. Berbagai informasi pun muncul terkait hubungan seks.
Sayangnya, tak semua informasi tersebut sesuai fakta. Meski begitu, tak sedikit
orang yang mempercayai mitos-mitos yang beredar. Berikut lima mitos tentang
hubungan seks yang tidak tepat.
Mitos Hubungan Seks 1: menggunakan
dua kondom lebih baik
Faktanya, dalam penggunaan kondom, semakin banyak bukan berarti semakin baik. Dengan menggunakan dua kondom, kemungkinan untuk bocornya justru lebih besar. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menggunakan kondom dengan benar dapat mencegah transmisi infeksi menular seksual (IMS) dan HIV, serta kehamilan yang tidak direncanakan. Namun cara sebelumnya adalah dengan tidak melakukan hubungan seks atau setia dengan satu pasangan saja.
Faktanya, dalam penggunaan kondom, semakin banyak bukan berarti semakin baik. Dengan menggunakan dua kondom, kemungkinan untuk bocornya justru lebih besar. Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), menggunakan kondom dengan benar dapat mencegah transmisi infeksi menular seksual (IMS) dan HIV, serta kehamilan yang tidak direncanakan. Namun cara sebelumnya adalah dengan tidak melakukan hubungan seks atau setia dengan satu pasangan saja.
Mitos Hubungan Seks 2: KB alami
tidak dapat diandalkan
Faktanya, KB alami dapat mencegah kehamilan jika dilakukan dengan benar, demikian menurut Departement of Health and Human Services (HHS). KB alami merupakan cara mencegah kehamilan dengan tidak menggunakan obat-obatan atau alat apa pun. KB alami menggunakan indikator suhu tubuh, siklus menstruasi, dan lendir serviks sebelum berhubungan seks.
Faktanya, KB alami dapat mencegah kehamilan jika dilakukan dengan benar, demikian menurut Departement of Health and Human Services (HHS). KB alami merupakan cara mencegah kehamilan dengan tidak menggunakan obat-obatan atau alat apa pun. KB alami menggunakan indikator suhu tubuh, siklus menstruasi, dan lendir serviks sebelum berhubungan seks.
Bahkan para peneliti di tahun 2007
mengatakan, KB alami sama efektifnya dengan pil kontrasepsi. Dari 100 responden
yang menggunakan KB alami, hanya satu di antara 25 orang yang hamil. Kendati
demikian, metode ini tidak dapat diandalkan untuk mencegah transmisi IMS.
Mitos Hubungan Seks 3: berhubungan
seks saat haid tidak akan hamil
Faktanya, meski kemungkinannya rendah, namun seseorang bisa saja hamil pada periode apapun dalam siklus menstruasinya.
"Sperma dapat hidup di dalam tubuh hingga satu minggu. Jadi jika Anda berhubungan seks saat haid dan memiliki siklus menstruasi yang singkat, maka sperma tetap dapat membuahi sel telur Anda yang sudah matang," ujar Sherman Silber, direktur Infertility Center di St Louis.
Faktanya, meski kemungkinannya rendah, namun seseorang bisa saja hamil pada periode apapun dalam siklus menstruasinya.
"Sperma dapat hidup di dalam tubuh hingga satu minggu. Jadi jika Anda berhubungan seks saat haid dan memiliki siklus menstruasi yang singkat, maka sperma tetap dapat membuahi sel telur Anda yang sudah matang," ujar Sherman Silber, direktur Infertility Center di St Louis.
Mitos Hubungan Seks 4: pria tidak
dapat orgasme berkali-kali
Faktanya memang benar, pria membutuhkan cukup waktu untuk mulai merasakan kenyamanan kembali setelah ejakulasi. Namun faktanya, pria dapat merasakan beberapa puncak kenyamanan saat berhubungan seksual. Beberapa pakar seks percaya, bahwa pria dapat mengontrol ejakulasinya, sehingga dapat menahannya untuk merasakan beberapa kali puncak kenikmatan.
Faktanya memang benar, pria membutuhkan cukup waktu untuk mulai merasakan kenyamanan kembali setelah ejakulasi. Namun faktanya, pria dapat merasakan beberapa puncak kenyamanan saat berhubungan seksual. Beberapa pakar seks percaya, bahwa pria dapat mengontrol ejakulasinya, sehingga dapat menahannya untuk merasakan beberapa kali puncak kenikmatan.
Mitos Hubungan Seks 5: ukuran penis
dapat dilihat dari ukuran sepatu
Faktanya, tidak ada penelitian yang menemukan hubungan antara keduanya. Bahkan studi di tahun 2002 berusaha membuktikan ada tidaknya keterkaitan kedua hal tersebut, dan para peneliti tidak mendapatkannya.
Faktanya, tidak ada penelitian yang menemukan hubungan antara keduanya. Bahkan studi di tahun 2002 berusaha membuktikan ada tidaknya keterkaitan kedua hal tersebut, dan para peneliti tidak mendapatkannya.
Editor
|
: Bestari Kumala Dewi
|
Sumber
|