Selalu Mengantuk di Siang Hari? Hati-hati Gejala Hipersomnia
Tidur malam sudah cukup, tapi kok masih mengantuk terus? Dan itu terjadi bukan cuma satu atau dua kali, tapi hampir setiap hari. Jika Anda merasa selalu ingin tidur padahal sudah cukup tidur, mungkin Anda mengalami hipersomnia.
Hipersomnia adalah kantuk berlebihan, terlihat
dari tidur malam yang berkepanjangan, sulit mempertahankan keadaan terjaga pada
siang hari, atau episode tidur yang tidak diinginkan pada siang hari.
Menurut World Sleep Foundation, ada
tiga tipe hipersomnia yaitu hipersomnia berulang, idiopatik dan post-trauma.
Hipersomnia berulang memiliki gejala terjadi
kantuk hebat berulang tanpa kenal waktu. Penderitanya bisa tidur 16-20 jam
sehari. Hipersomnia idiopatik adalah gangguan neurologis, di mana penderitanya
tidur malam dalam jangka waktu lama tetapi tidak menyegarkan. Sehingga, siang
hari tetap mengantuk, meski sudah tidur siang dalam waktu lama, penderita tetap
merasa kurang tidur. Hipersomnia post-trauma, terjadi pada orang yang
mengalami cidera otak atau syaraf di kepala. Biasanya, hipersomnia jenis ke-3
sembuh dengan sendirinya dalam hitungan minggu atau bulan atau ketika cideranya
sembuh.
Kenali pemicunyaKurang tidur dalam jangka waktu lama disinyalir jadi salah satu penyebab hipersomnia. Misalnya, kebiasaan begadang yang pada satu titik akan membuat tubuh dan otak kelelahan dan menuntut tidur yang sangat panjang dalam jangka waktu yang lama juga. Pemicu lainnya adalah:
- Faktor lingkungan terdekat, seperti pasangan yang tidurnya mengorok dan kehadiran bayi baru yang minta disusui setiap tiga jam sekali walau di tengah malam.
- Shift kerja berubah-ubah. Jam biologis yang tidak tetap, akan mengacaukan ritme sirkadian (ritme internal tubuh) dan membuat otak sulit bersinkronisasi mengatur waktu tidur.
- Kondisi mental yang tidak sehat seperti cemas berlebih, depresi, kekecewaan yang mendalam seringkali membuat seseorang susah tidur dan terbangun tengah malam.
- Penggunaan obat-obatan tertentu, alkohol, kafein, pemakaian pil tidur dan antihistamin
- Kondisi medis seperti hipertiroid, asma dan rasa nyeri kronis.
- Jetlag atau perubahan zona waktu yang terlalu jauh jaraknya
- Gangguan tidur yang tidak segera ditangani
seperti sleep apnea (gangguan
tidur karena napas), insomnia dan narkolepsi.
Yang harus dilakukanCara mengatasi hipersomnia adalah dengan menghindari pemicunya. Diperlukan kemauan untuk mengubah gaya hidup seperti:
- Tidak mengonsumsi alkohol, kafein dan bahan-bahan lain yang dapat membuat jadwal tidur terganggu
- Atur jadwal tidur dan bangun di waktu yang sama setiap hari
- Rutin berolahraga 20-30 menit setiap hari atau minimal tiga kali seminggu
- Tenangkan diri dan rileks sebelum tidur. Jika doa dan pasrah kepada Yang Kuasa dirasa membantu, lakukanlah.
- Jangan merokok karena sama seperti kafein, nikotin juga bisa menunda waktu tidur Anda.
- Mandi dengan air hangat dapat membantu tubuh untuk rileks
- Ciptakan suasana kamar yang nyaman
Jika semua upaya di atas telah dilakukan, tapi tidak banyak membantu, segera
temui dokter atau psikiater. Biasanya, dokter akan meresepkan obat antidepresi
dan monoamine oxidase inhibitor. Mohon diingat konsumsi imipramine dan
obat-obatan yang bersifat stimulan dalam waktu lama bisa meningkatkan risiko
darah tinggi. Konsultasikan dengan dokter tentang hal ini, juga tentang efek
samping lain terkait kondisi tubuh atau alergi Anda (jika punya alergi).
Penulis
|
: Lily Turangan
|
Editor
|
: Bestari Kumala Dewi
|
Sumber
|
: WebMD
|