4 Tips Menyiapkan Dana Darurat karena Kamu Gak Tahu Apa yang Akan Terjadi Esok





4 Tips Menyiapkan Dana Darurat karena Kamu Gak Tahu Apa yang Akan Terjadi Esok


 


Salah satu anggota keluarga tiba-tiba kena demam berdarah. Gak punya asuransi, tanggal tua belum gajian, tabungan menipis karena habis dipakai untuk renovasi plafon rumah yang bocor kena hujan deras.

Nah loh, trus gimana dong? Musibah kayak gini bisa kejadian sama siapa aja ya, termasuk kamu.

Masih banyak orang yang selalu lalai mengalokasikan penghasilan untuk satu pos yang sebenarnya amat penting, dana darurat.

Kita sering mikir ‘Ah tabungan udah cukup kok.’ Ternyata tabungan aja gak cukup loh, karena tabungan dan dana darurat itu dua hal yang berbeda.

Perbedaan Dana Darurat dan Tabungan

Tabungan adalah uang yang sengaja disimpan dan ditambah secara konsisten dalam jangka waktu yang gak terbatas. Bisa disimpan di rumah dalam bentuk celengan atau di bank dalam bentuk rekening.

Nah, kalau disimpan di bank, tabungan akan memperoleh penambahan bunga walau kecil. Tujuan dari tabungan ini biasanya digunakan untuk tujuan jangka panjang semisal untuk tambahan biaya menikah, uang muka kendaraan atau rumah.


Dana darurat adalah sejumlah uang yang sengaja disisihkan untuk keperluan-keperluan yang mendadak dan sifatnya mendesak. Semisal biaya berobat, renovasi kecil atau bahkan kena PHK.

Makanya, tabungan dan dana darurat ini sebaiknya dipisahkan, biar nggak kocar-kacir.
  

Pentingnya Memiliki Dana Darurat

Semakin disiplin kamu memisahkan antara tabungan dan dana darurat, semakin mapan keuangan kamu di masa mendatang.  

Perencana keuangan Safir Senduk mengatakan bahwa sebaiknya kita menyisihkan minimal 10 persen dari penghasilan untuk alokasi dana darurat setiap bulannya. Kalau bisa lebih malah bagus asalkan jangan kurang ya.

Kalau merasa masih kesulitan untuk menyiapkan dana darurat, yuk mulai dari sekarang coba tips-tips berikut ini:

1. Jangan Menunda

Jika bisa memulai dari sekarang, maka mengapa harus ditunda? Sama halnya dengan menyiapkan dana darurat, mulailah secepatnya.
  

Kurangi deh biaya pergaulan atau biaya belanja baju kamu sepersekian persen. Lalu alokasikan ke pos dana darurat. Memanjakan dirinya dikurangi dulu ya, boleh kok tapi jangan sering-sering.

2. Buat Rekening Khusus

Nah yang satu ini penting banget loh untuk ditaati. Buka rekening baru khusus untuk alokasi dana darurat, jangan dijadikan satu dengan rekening tabungan atau deposito ya. Supaya kamu lebih mudah dalam penggunaannya nanti.

Di sini komitmen dan disiplin kamu diuji, harus berjanji bahwa rekening dana darurat ini akan digunakan khusus untuk keadaan darurat saja. Jangan php-in diri sendiri ah.
  

3. Cek Pengeluaran Bulanan

Sebelum menentukan berapa persen yang akan kamu alokasikan dari penghasilan untuk pos dana darurat, ada baiknya cek dan hitung dulu jumlah pengeluaran dalam sebulan. Perhitungan ini tentu saja meliputi biaya kebutuhan sehari-hari dan tagihan rutin yang harus dibayarkan. Jangan sampai ada yang terlewat.

Setelah mendapatkan nominal pengeluaran selama sebulan, barulah kamu bisa memperkirakan berapa besar nominal yang bisa diambil untuk simpanan dan darurat. Ingat ya, hitung juga berapa anggota keluarga yang kamu tanggung biayanya. Semakin banyak tanggungan, semakin besar juga dana darurat yang harus kamu siapkan

4. Menyimpan dalam Bentuk Lain

Menyimpan dana darurat juga gak selalu harus dalam bentuk uang kok, bisa juga dalam bentuk yang lain seperti emas, deposito bahkan reksa dana pasar uang. Tapi ingat, pastikan dulu produk-produk yang kamu pilih itu mudah dijual kembali dan gak terlalu berisiko.



Kebutuhan hidup apalagi di kota-kota besar pasti tinggi dan bukan gak mungkin akan terus meningkat. Sekarang tinggal bagaimana pintar-pintarnya kita mengatur penghasilan supaya semua kebutuhan dapat terpenuhi.

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »