Bahaya Televisi Bagi Anak-anak



Bahaya Televisi Bagi Anak-anak




 

Mengapa televisi membahayakan anak-anak kita?
Media televisi di satu sisi banyak memberikan informasi yang menarik dan cukup menghibur tetapi di pihak lain entah sadar atau tidak sebenarnya bahaya yang begitu besar telah mengancam anak-anak kita atau adik-adik kita. Meskipun di beberapa televisi telah ada beberapa peringatan seperti bimbingan orang tua, semua umur dan lain-lain tetapi seberapa perhatian orang tua serta anak-anak memperhatikan hal tersebut?
Kesibukan orang tua dan sedikitnya waktu yang ada untuk mendampingi serta mengawasi anak merupakan faktor utama. Pada akhirnya orang tualah yang menyerahkan pengasuhan anak kepada media televisi. Apalagi orang tua tidak ada waktu lagi untuk menyeleksi tontonan mana yang selektif dan pantas ditonton anak.
Waktu yang dihabiskan oleh anak-anak untuk menonton televisi cukup banyak memprihatinkan. Dari beberapa penelitian didapatkan bahwa anak menonton televisi rata-rata tidak kurang dari 3 jam sehari. Bahkan ada penelitian lain yang mengatakan bahwa anak-anan dalam sehari tidak kurang dari 7 jam waktu yang digunakan untuk menonton televisi. Apa yang mereka dapatkan selama 3-7 jam tersebut? Pelajaran apa saja yang mereka perolah? Walaupun mereka menonton kartun tetapi tema dan perilakunya menggambarkan perilaku orang dewasa. Ambil contoh: Naruto, Sinchan, Doraemon dan beberapa film lain yang isinya semuanya memperlihatkan kekerasan dan perilaku yang tidak pantas dilakukan oleh seorang anak kecil. Mereka semua mengajarkan bahwa permasalahan yang ada penyelesaiannya adalah melalui kekerasan, entah itu berantem, main pukul, kata-kata kasar yang semuanya mudah ditiru oleh anak-anak.
Namun demikian mencari tontonan yang bermutu dan cocok untuk anak sangat sulit. Sangat minimalnya tontonan yang menonjolkan perilaku yang baik. Dan yang jelas film tersebut hampir semua produk import yang tidak sesuai dengan budaya bangsa Indonesia. Alangkah indahnya kalau suatu film lebih menonjolkan sikap untuk menghargai temannya, tontonan yang membuat anak kreatif, bagaimana berinteraksi dengan teman sebaya, dengan orang tua serta bagaimana menyelesaikan masalah sehari-hari dengan bijak. Saya membayangkan bagaimana film itu menampilkan perilaku seorang anak sesuai budaya bangsa kita, mereka mengajarkan komunikasi dengan orang lain dengan sopan, memberikan senyuman serta memberikan salam hormat dan lain-lain.
Anak merupakan kelompok yang paling rawan terhadap bahaya televisi. Mengapa? Anak merupakan kelompok yang mudah untuk menyerap informasi apa saja dan tidak dapat memfilter atau membedakan mana informasi yang baik dan mana informasi yang kurang baik. Data dari majalah anak-anak Kidia mencatat bahwa hanya 15% tontonan yang baik untuk anak-anak selebihnya sangat berbahaya. Lebih parah lagi bahwa jumlah jam menonton televisi lebih besar dibandingkan dengan jam pelajaran yang ada di sekolah. Gila…………….!!!!!.
Berikut ini beberapa aspek negatif yang ditimbulkan oleh media televisi, antara lain:
  1. Hidup konsumtif, anak merupakan sasaran yang empuk bagi produsen pruduk tertentu. Produk-produk tertentu yang diiklankan ditelevisi cepat sekali mendapatkan respon dari anak. Anak-anak tidak tahu apakah orang tua punya uang atau tidak yang penting mereka punya seperti yang ada di televisi atau meniru yang ada di televisi.
  2. Pengaruh terhadap sikap dan perilaku, seorang anak belum bisa membedakan mana sikap yang baik serta perilaku yang mana yang diperbolehkan serta yang cocok dengan nilai-nilai yang ada dalam keluarga atau lingkungan. Televisi lebih banyak menonjolkan gaya hidup yang berbeda dengan budaya atau nilai-nilai yang dianut oleh orang tuanya. Maka bila tidak ada pendampingan maka sikap serta perilaku yang diperlihatkan adalah seperti yang ada di layar televisi. Akhirnya hal tersebut menimbulkan konflik dalam keluarga. Yang menakutkan bila sikap dan perilaku ini akan terbawa sampai remaja dan dewasa.
  3. Mempengaruhi perkembangan otak, menonton televisi dapat mempengaruhi mind set seorang anak. Pola pikir mereka adalah seperti apa yang mereka sering tonton setiap hari dan hal ini akan mempengaruhi pikirannya. Selain itu bagi anak-anak yang sering menonton televisi dapat menghambat komunikasi verbal dengan lingkungannya serta lebih menonjolkan aspek agresif serta kekerasan yang ditampilkan di televisi. Ingat protes beberapa orang tua beberapa bulan yang lalu seorang anak membunuh teman mainnya karena meniru adegan di televisi.
  4. Mengurangi kreatifitas, anak-anak yang terlalu banyak menonton televisi dapat mengurangi kreatifitas karena waktu yang ada lebih banyak untuk menonton televisi yang bisa dikatakan pasif. Berbeda dengan anak yang kreatif yang senang bongkar pasang mobil-mobilan atau, menggambar, ataupun permainan lain yang sangat bermanfaat karena tangan ikut bergerak serta berpikir.
  5. Meningkatkan obesitas, masalah obesitas bagi anak-anak dianggap belum merupakan masalah yang berat. Berbeda dengan bangsa Jepang, Amerika dan Eropa obesitas merupakan suatu masalah yang utama seperti anak yang bergizi buruk. Media televisi berperanan juga untuk membuat anak menjadi gemuk. Mengapa? Selain waktu yang ada lebih banyak digunakan untuk duduk tetapi kebiasaan ngemil saat menonton televisi ikut berperanan terjadinya obesitas. Selain itu anak yang sering menonton televisi maka pembakaran makanan didalam tubuh berkurang sehingga makanan disimpan di dalam tubuh menjadi lemak dan tidak terbakar
  6. Merenggangkan hubungan keluarga, anak yang terbiasa menonton televisi lebih jarang berkomunikasi dengan anggota keluarga lainnya. Mereka konsentrasi untuk menonton televisi sehingga orang-orang di sekitarnya merasa dicuekin yang lama kelamaan akhirnya malas berbicara dengan anaknya.
  7. Malas belajar, anak yang asyik menonton televisi membuat keasyikan sendiri yang akhirnya membuat anak malas untuk belajar. Apalgi kalau sudah ada tontonan favorit mereka maka anak-anak akan semakin manjauh dari belajar.

Itulah beberapa pengaruh negatif yang dapat muncul dari media yang namanya TELEVISI. Hati-hati karena media tersebut bagi anak anak dapat mengubah pola pikir. Apa yang seharusnya dilakukan oleh orang tua? Mungkin tulisan selanjutnya bisa kita sambung beberapa tips yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecenderungan anak menonton televisi. Atau mungkin saudara punya pengalaman serta cara yang efektif?
 (Jogja, Juni 2008)
Sumber: Akhmad :: Rajawana.com

Share this

Related Posts

Previous
Next Post »